Representasi Antisocial Personality Disorder Melalui Pertandaan Film Drama Korea “It’s Okay To Not Be Okay”

Authors

  • Noval Sufriyanto Talani Universitas Negeri Gorontalo
  • Fitrah Ramadanti Bagu Universitas Negeri Gorontalo
  • Zulkifli Tanipu Universitas Negeri Gorontalo

DOI:

https://doi.org/10.37905/jik.v2i1.95

Keywords:

Film, personality disorder

Abstract

Penyebaran budaya Korea Selatan, khususnya melalui medium film bergenre drama, yang biasa disebut sebagai 'drama Korea/drakor', telah muncul sebagai fenomena tersendiri dalam konteks dominasi produksi sinematik Barat. Dalam kapasitasnya sebagai media representasi, film telah menjadi sarana yang populer dan sangat diminati oleh para penonton untuk menyaksikan narasi yang disajikan di dalamnya. Film berjudul “It’s Okay to Not Be Okay,” yang menggambarkan narasi romantis dengan latar belakang protagonis yang bergulat dengan tantangan psikologis, telah terbukti menjadi karya sinematik yang sangat menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem tanda dari drama Korea “It’s Okay to Not Be Okay” untuk mengidentifikasi tanda dan makna yang merepresentasikan antisocial personality disorder. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif, dengan analisis yang didasari oleh teori semiotika Charles Sanders Peirce. Penelitian ini menghasilkan temuan-temuan yang berkaitan dengan manifestasi representasi antisocial personality disorder dalam drama Korea "It's Okay to Not Be Okay," yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk penandaan. Perbedaan ini membuat sistem tanda secara inheren dinamis, terlepas dari sifat komponen objek tanda yang relatif statis, yang berbentuk ikon. Kehadiran tanda ini memfasilitasi kemampuan penonton untuk mengidentifikasi berbagai elemen yang digambarkan dalam film. Dinamika sistem tanda dari representasi antisocial personality disorder terlihat jelas dalam representamen dan interpretan. Elemen legisign dan sinsign mewakili tanda-tanda utama dalam komponen representamen yang digunakan untuk mengidentifikasi gangguan kepribadian antisosial. Bersamaan dengan itu, penggambaran antisocial personality disorder dalam komponen interpretan dilihat melalui pemeriksaan elemen-elemen tanda rheme, dicent sign/dicisign, dan argument. Tanda-tanda ini memiliki fungsi penting dalam konstruksi representasi dalam konteks film, khususnya dalam drama Korea “It’s Okay to Not Be Okay.” Hasil penelitian ini berimplikasi pada proses pembongkaran makna dari sebuah tanda dalam film yang memiliki banyak tanda dari sudut pandang semiotika Peirce.

Author Biography

Noval Sufriyanto Talani, Universitas Negeri Gorontalo

Penyebaran budaya Korea Selatan, khususnya melalui medium film bergenre drama, yang biasa disebut sebagai 'drama Korea/drakor', telah muncul sebagai fenomena tersendiri dalam konteks dominasi produksi sinematik Barat. Dalam kapasitasnya sebagai media representasi, film telah menjadi sarana yang populer dan sangat diminati oleh para penonton untuk menyaksikan narasi yang disajikan di dalamnya. Film berjudul “It’s Okay to Not Be Okay,” yang menggambarkan narasi romantis dengan latar belakang protagonis yang bergulat dengan tantangan psikologis, telah terbukti menjadi karya sinematik yang sangat menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem tanda dari drama Korea “It’s Okay to Not Be Okay” untuk mengidentifikasi tanda dan makna yang merepresentasikan antisocial personality disorder. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif, dengan analisis yang didasari oleh teori semiotika Charles Sanders Peirce. Penelitian ini menghasilkan temuan-temuan yang berkaitan dengan manifestasi representasi antisocial personality disorder dalam drama Korea "It's Okay to Not Be Okay," yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk penandaan. Perbedaan ini membuat sistem tanda secara inheren dinamis, terlepas dari sifat komponen objek tanda yang relatif statis, yang berbentuk ikon. Kehadiran tanda ini memfasilitasi kemampuan penonton untuk mengidentifikasi berbagai elemen yang digambarkan dalam film. Dinamika sistem tanda dari representasi antisocial personality disorder terlihat jelas dalam representamen dan interpretan. Elemen legisign dan sinsign mewakili tanda-tanda utama dalam komponen representamen yang digunakan untuk mengidentifikasi gangguan kepribadian antisosial. Bersamaan dengan itu, penggambaran antisocial personality disorder dalam komponen interpretan dilihat melalui pemeriksaan elemen-elemen tanda rheme, dicent sign/dicisign, dan argument. Tanda-tanda ini memiliki fungsi penting dalam konstruksi representasi dalam konteks film, khususnya dalam drama Korea “It’s Okay to Not Be Okay.” Hasil penelitian ini berimplikasi pada proses pembongkaran makna dari sebuah tanda dalam film yang memiliki banyak tanda dari sudut pandang semiotika Peirce.

Downloads

Published

2024-05-15